SKOR.id – Seiring meningkatnya kegembiraan Euro 2024, dunia sepak bola dipenuhi dengan prediksi dan analisis tentang negara mana yang akan mengangkat trofi yang didambakan tersebut.&nbsp;Meskipun setiap turnamen menghadirkan kejutan dan kuda hitam, beberapa tim secara konsisten muncul sebagai favorit berdasarkan penampilan historis, performa saat ini, pemain kunci, dan keahlian manajerial mereka.&nbsp;Ditambah dengan daya tarik bonus taruhan olahraga, para penggemar semakin terlibat dalam memperkirakan tim mana yang mungkin menang di Jerman musim panas mendatang. Mari selidiki mengapa tim-tim tertentu menjadi pilihan terbaik untuk melaju jauh di turnamen.Kinerja Historis dari Pesaing TeratasBila melihat sejarah performa tim, hanya ada beberapa negara menonjol sebagai pesaing konsisten di setiap gelaran Euro.&nbsp;1. Jerman&nbsp;Sebagai tuan rumah Euro 2024, Jerman otomatis mendapat perhatian. Dengan tiga gelar (1972, 1980, dan 1996), mereka berbagi rekor kesuksesan Piala Eropa terbanyak.&nbsp;Penampilan mereka di kandang sendiri secara historis terbilang kuat. Die Mannschaft menjadi semifialis pada Euro 1988.&nbsp;Di ajang Piala Dunia, Jerman (masih Jerman Barat) juara saat turnamen digelar di rumah mereka pada 1974. Mereka menempati peringkat ketiga saat ajang yang sama kembali digelar di kandangnya pada 2006.2. Spanyol&nbsp;Spanyol memiliki rekor Piala Eropa yang mengesankan, memenangi tiga gelar (1964, 2008, dan 2012). Gaya permainan tiki-taka dan kedalaman bakat skuad La Roja telah membantu mereka dengan baik.&nbsp;Meskipun penampilan Timnas Spanyol baru-baru ini mengecewakan dibandingkan dengan era keemasan mereka, Tim Matador tetap menjadi pesaing yang tangguh. Satu lagi rekor Spanyol di Euro, mereka masih menjadi satu-satunya negara yang mampu mempertahankan gelar.3. Prancis&nbsp;Finalis Piala Dunia dua edisi terakhir – termasuk juara pada 2018 – dan kampiun Euro 1984 dan 2000, Prancis, juga sangat pantas difavoritkan pada Euro edisi ke-17 ini.Sejak merebut Piala Dunia untuk kali pertama pada 1998, regenerasi di Prancis terlihat berjalan sangat mulus. Les Bleus&nbsp;bisa dibilang salah satu skuad paling komplet baik dalam menyerang maupun bertahan.&nbsp;Dengan skuad yang penuh pemain berbakat, runner-up&nbsp;Euro 2016 ini akan selalu menjadi mimpi buruk bagi lawan mana pun.&nbsp;4. ItaliaKemenangan Italia di Euro 2020 – sukses kedua setelah 1968 – mengingatkan semua orang bila warisan sepak bola mereka yang kaya masih ada. Dikenal karena pertahanannya yang kuat dan penyelesaian akhir yang klinis, Gli Azzurri tidak pernah bisa diabaikan jika turun di turnamen bergengsi.Pemain Kunci yang Patut Diperhatikan di Euro 2024Peluang sebuah tim untuk menang sering kali bergantung pada penampilan para pemain kuncinya. Berikut beberapa bintang yang diperkirakan akan bersinar:<ul><li>Kylian Mbappe (Prancis). Salah satu penyerang tercepat di dunia saat ini. Kecepatan, skill, dan kemampuan mencetak gol yang sangat baik, menjadikan penyerang dengan 77 caps dan 46 gol ini aset sangat berharga bagi Les Bleus.</li><li>Rodri (Spanyol). Memiliki caps (49) terbanyak kedua di Timnas Spanyol saat ini di bawah sang kapten Alvaro Morata (71), Rodri diyakini sebagai salah satu gelandang bertahan terbaik di dunia saat ini. Rodri dikenal karena keserbagunaannya, operan akurat, dan kemampuan menerapkan taktik dari pelatih.</li><li>Florian Wirtz (Jerman). Gelandang milik Bayer Leverkusen berusia 21 tahun ini dianggap sebagai salah satu pemain muda terbaik di dunia. Wirtz seorang gelandang serang namun juga bisa bermain melebar di sisi kiri sebagai pemain sayap terbalik. Dia memiliki pola pikir ofensif yang jelas dan merupakan gelandang yang sangat dinamis, yang mampu menjangkau banyak area.&nbsp;</li><li>Federico Chiesa (Italia). Memegang 45 caps dengan tujuh gol, dinamisme Chiesa dan kemampuannya mencetak gol dari sayap sangat penting bagi Italia. Bakat dan kreativitasnya menambah keunggulan serangan Gli Azzurri.</li></ul>Peran Pelatih Membentuk Tim agar Sukses&nbsp;Di balik setiap tim yang sukses terdapat manajer yang cerdas secara taktik dan tahu cara mengeluarkan yang terbaik dari para pemainnya.Didier Deschamps (Prancis). Karena pernah memenangi Piala Dunia sebagai pemain (pada 1998) dan pelatih (2018), pengalaman dan sikap tenang Deschamps sangat penting bagi Prancis. Kemampuan Deschamps mengelola ego dan menjaga keharmonisan skuad sudah terdokumentasi dengan baik.Jika sebelumnya pernah memenangi Euro (2000) sebagai pemain, kini Deschamps ingin melakukannya sebagai pelatih setelah pada 2016 silam dibekap Portugal di final.Luciano Spalletti (Italia). Pengalaman menangani klub-klub Italia di antaranya AS Roma dan SSC Napoli hingga tim asal Rusia Zenit St Petersburg membuat Spalletti kaya akan pengalaman.&nbsp;Saat menangani Roma, ia gemar memakai formasi 4-2-3-1 karena menerapkan permainan ofensif tim didasarkan pada pergerakan yang mengalir dan umpan cepat untuk membangun serangan, berpusat pada distribusi dua gelandang.&nbsp;Ketika mengantar Napoli juara Liga Italia 2022-2023, Spalletti juga masih menerapkan pola menyerang 4-3-3 kendati lebih percaya bahwa skema dalam sepak bola saat ini tidak terlalu berpengaruh.Luis de la Fuente (Spanyol). Piawai dan lebih menyukai menangani pemain muda. Mikel Merino dan Mikel Oyarzabal ikut merasakan sukses memenangi Kejuaraan Eropa U-21 bersama tim muda Spanyol asuhan De La Fuente. Soal strategi, De la Fuente lebih menyukai memasang penyerang tengah tradisional dan melepaskan banyak umpan ke kotak penalti.&nbsp;Julian Nagelsmann (Jerman). Pelatih termuda (36 tahun) di Euro 2024. Nagelsmann dikenal karena fleksibilitasnya dalam formasi, mempertahankan penguasaan bola, dan menerapkan gegenpressing, di mana tim, setelah kehilangan penguasaan bola, segera berusaha untuk merebut kembali penguasaan bola, daripada mundur untuk berkumpul kembali.&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/tkSSYYJkXxc?si=kJC7vuGCj3NNaELI" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>&nbsp;

Jerman, Spanyol, Prancis, dan Italia pantas jadi favorit di Euro 2024.

World

Euro 2024: 4 Negara Paling Layak Difavoritkan Juara

SKOR.id – Menurut mantra yang sering terucap, tim belajar bagaimana untuk menang. Mereka mengembangkan mentalitas pemenang, sehingga gelar yang direbut pun semakin besar. Kesuksesan, kata mereka, melahirkan kesuksesan. Benarkah demikian?Mantra di atas sepertinya tidak begitu manjur bagi para juara bertahan di Piala Eropa. Pasalnya, dari 16 turnamen Euro yang sudah digelar, hanya sekali tim juara bertahan mampu mempertahankan gelarnya.&nbsp;Itu terjadi pada Timnas Spanyol, yang sukses mempertahankan gelar Piala Eropa dengan menguasai Euro 2012. Namun empat tahun berselang, torehan La Roja&nbsp;anjlok drastis. Mereka tidak mampu melewati babak 16 besar pada Euro 2016.&nbsp;Lantas, bagaimana dengan Italia pada Euro 2024 yang akan berlangsung di Jerman mulai 14 Juni sampai 14 Juli mendatang?&nbsp;Tanpa meremehkan atau mengecilkan peluangnya, faktanya Gli Azzurri&nbsp;sudah langsung menghadapi lawan-lawan sangat berat di fase grup. Di Grup B, mungkin hanya Albania yang di atas kertas bisa dengan mudah dibekap Italia.&nbsp;Pertanyaannya, mampukah Italia – kampiun Euro 1968 dan 2020 – melewati juara Eropa tiga kali (1964, 2008, dan 2012) Spanyol dan peringkat ke-10 dunia Kroasia?Penggemar Timnas Inggris, yang dibelap Italia pada Euro 2020 lalu, mungkin bisa sedikit tersenyum. Itu karena sejarah mencatat, dua kali sudah runner-up&nbsp;Euro mampu juara pada gelaran berikutnya. Jerman melakukannya masing-masing pada Piala Eropa 1980 dan 1996.&nbsp;Upaya Mempertahankan Gelar Euro:&nbsp;<figure class="table"><table><tbody><tr><td>Tahun</td><td>Pemenang Piala Eropa</td><td>Posisi di Euro Berikutnya</td></tr><tr><td>1960</td><td>Uni Soviet</td><td>Runner-up</td></tr><tr><td>1964</td><td>Spanyol</td><td>Perempat final*</td></tr><tr><td>1968</td><td>Italia</td><td>Perempat final*</td></tr><tr><td>1972</td><td>Jerman (Barat)</td><td>Runner-up</td></tr><tr><td>1976</td><td>Cekoslovakia</td><td>Peringkat ke-3</td></tr><tr><td>1980</td><td>Jerman (Barat)</td><td>Fase grup</td></tr><tr><td>1984</td><td>Prancis</td><td>Tak lolos kualifikasi</td></tr><tr><td>1988</td><td>Belanda</td><td>Semifinal</td></tr><tr><td>1992</td><td>Denmark</td><td>Fase grup</td></tr><tr><td>1996</td><td>Jerman</td><td>Fase grup</td></tr><tr><td>2000</td><td>Prancis</td><td>Perempat final</td></tr><tr><td>2004</td><td>Yunani</td><td>Fase grup</td></tr><tr><td>2008</td><td>Spanyol</td><td>Juara</td></tr><tr><td>2012</td><td>Spanyol</td><td>16 besar</td></tr><tr><td>2016</td><td>Portugal</td><td>16 besar</td></tr><tr><td>2020</td><td>Italia</td><td>?</td></tr></tbody></table></figure>*Kualifikasi dua leg untuk putaran final yang hanya diikuti empat tim.Yang menarik, pemegang Piala Dunia bernasib lebih baik di Euro yang digelar dua tahun setelahnya. Prancis (2000) dan Spanyol (2012) keduanya memenangkan mahkota kontinental seusai merebut Piala Dunia. Sementara, Jerman mencapai final tahun Euro 1976 (usai juara Piala Dunia 1974) dan 1992 (1990) dan Inggris mencapai finis ketiga pada tahun 1968 (1966).Pemegang Piala Dunia di Euro Berikutnya:&nbsp;<figure class="table"><table><tbody><tr><td>Piala Dunia/Euro</td><td>Juara Dunia</td><td>Posisi di Euro</td></tr><tr><td>1966/1968</td><td>Inggris</td><td>Peringkat ke-3</td></tr><tr><td>1974/1976</td><td>Jerman (Barat)</td><td>Runner-up</td></tr><tr><td>1982/1984</td><td>Italia</td><td>Tidak lolos kualifikasi</td></tr><tr><td>1990/1992</td><td>Jerman**</td><td>Runner-up</td></tr><tr><td>1998/2000</td><td>Prancis</td><td>Juara</td></tr><tr><td>2006/2008</td><td>Italia</td><td>Perempat final</td></tr><tr><td>2010/2012</td><td>Spanyol</td><td>Juara</td></tr><tr><td>2014/2016</td><td>Jerman</td><td>Semifinal</td></tr><tr><td>2018/2020</td><td>Prancis</td><td>16 besar</td></tr></tbody></table></figure>&nbsp;**Memenangi Piala Dunia 1990 sebagai Jerman Barat, masuk Euro 1992 dengan nama Jerman.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/tkSSYYJkXxc?si=kJC7vuGCj3NNaELI" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Italia harus waspada di Euro 2024 karena dalam sejarah baru satu tim yang mampu mempertahankan gelar Piala Eropa.

Euro 2024: Hasil Para Juara Bertahan di Piala Eropa Selanjutnya

SKOR.id – Grup B menjadi bisa dibilang pul paling maut pada Euro 2024 yang akan berlangsung di Jerman pada mulai 14 Juni sampai 14 Juli mendatang.&nbsp;Bagaimana tidak? Di Grup B bercokol juara Eropa tiga kali (1964, 2008, dan 2012) Spanyol, runner-up&nbsp;Piala Dunia 2018 yang kini menempati peringkat ke-10 dunia Kroasia, kampiun Piala Eropa dua kali (1968, 2020) Italia, dan Albania yang bisa menjadi kuda hitam.&nbsp;Italia sebagai juara bertahan tentu akan memiliki tantangan lebih berat di Euro 2024 ini. Bukan hanya dari Kroasia yang memiliki skuad dengan kemampuan merata, namun juga dari Spanyol.&nbsp;Rivalitas antara Italia dengan Spanyol bisa dibilang salah satu yanag terpanas sepanjang sejarah Euro. Usia rivalitas Gli Azzurri dengan La Roja di Piala Eropa selama lebih dari 40 tahun. Menariknya, duel mereka di Euro selalu terjadi di putaran final, tidak pernah di kualifikasi.Sebagian foto-foto dari Imago di atas paling tidak sedikit menggambarkan seperti apa sengitnya rivalitas dua tim nasional elite di Eropa itu.&nbsp;Piala Eropa 1980<div class="raw-html-embed"><blockquote class="twitter-tweet"><a href="https://twitter.com/hashtag/Italy?src=hash&amp;ref_src=twsrc%5Etfw">#Italy</a> line up Euro 1980 vs Spain <a href="https://twitter.com/Azzurri?ref_src=twsrc%5Etfw">@azzurri</a> <a href="https://t.co/63Bc0ZygkD">pic.twitter.com/63Bc0ZygkD</a>— FootballRetroPlus (@robertmdaws) <a href="https://twitter.com/robertmdaws/status/1264669252071690240?ref_src=twsrc%5Etfw">May 24, 2020</a></blockquote> <script async="" src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script></div>Pertemuan pertama Italia dengan La Roja terjadi di Grup 2 Euro 1980 yang saat itu digelar di rumah Gli Azzurri. Sayangnya, tidak satu pun gol terjadi pada pertandingan tersebut.&nbsp;Italia yang saat itu diperkuat bintang-bintang seperti kapten Dino Zoff (kiper), Gaetano Scirea, Antonio Cabrini, Claudio Gentile, Marco Tardelli, hingga Roberto Bettega harus puas finis di posisi keempat setelah kalah adu penalti dari Cekoslowakia, 9-10, dalam perebutan tempat ketiga. Di Piala Eropa 1980 itu pula terakhir play-off&nbsp;tempat ketiga digelar.&nbsp;Di sisi lai, Spanyol – yang kala itu diperkuat Luis Arconada (kiper) dan penyerang sekelas Quini – sudah tersisih di fase grup.&nbsp;Euro 1988Nuansa lebih panas terjadi di Piala Eropa 1988, meskipun saat itu duel Italia melawan Spanyol kembali terjadi di fase grup. Saat itu, putaran final Euro hanya diikuti delapan tim sehingga juara dan runner-up&nbsp;lolos langsung ke semifinal. Alhasil, setiap pertandingan di fase grup sangatlah sengit.&nbsp;Italia tergabung di Grup 1 bersama tuan rumah Jerman Barat, Spanyol, dan Denmark. Duel Italia versus Spanyol digelar pada 14 Juni 1988 di Waldstadion, Frankfurt.Pada menit ke-73, dari sebuah operan Carlo Ancelotti (kini pelatih Real Madrid CF), striker Italia Gianluca Vialli melepaskan tembakan kaki kiri keras yang tak mampu dijangkau kiper Spanyol Andoni Zubizarreta. Skor 1-0 bertahan hingga peluit panjang ditiup wasit asal Swedia, Erik Fredriksson.Italia ke semifinal setelah finis kedua di Grup 1 di bawah Jerman Barat. Namun, di empat besar mereka dihantam Uni Soviet (kini Rusia), 0-2. Adapun Spanyol langsung tersingkir karena hanya berada di posisi ketiga fase grup.&nbsp;Piala Eropa 2008&nbsp;<div class="raw-html-embed"><blockquote class="twitter-tweet">Italy and Spain will face each other in the knockout stages of the Euros for the 𝐟𝐨𝐮𝐫𝐭𝐡 straight tournament ⚔️ <a href="https://t.co/Y0eqLikVUH">pic.twitter.com/Y0eqLikVUH</a>— B/R Football (@brfootball) <a href="https://twitter.com/brfootball/status/1411067764849139714?ref_src=twsrc%5Etfw">July 2, 2021</a></blockquote> <script async="" src="https://platform.twitter.com/widgets.js" charset="utf-8"></script></div>Spanyol bertemu Italia di perempat final Euro 2008 Austria-Swiss. Pelatih Timnas Spanyol Luis Aragones mulai mengaplikasi gaya tiki taka&nbsp;kendati harus mengorbankan salah satu ikon La Roja&nbsp;saat itu, Raul Gonzales.&nbsp;Hasilnya, dengan formasi 4-4-2 double 6, Spanyol mampu menahan Italia hingga perpanjangan waktu digelar. Di babak adu penalti, kiper Spanyol Iker Casillas tampil luar biasa dengan menggagalkan tendangan Daniele De Rossi dan Antonio Di Natale. Spanyol menang 4-2 setelah di kubu mereka hanya Dani Guiza yang gagal melakukan tugas dengan baik.&nbsp;Spanyol melaju hingga ke final untuk kemudian merebut gelar juara Euro 2008 dengan mengalahkan Jerman lewat gol tunggal Fernando Torres (assist&nbsp;dari Xavi) pada menit ke-32.Euro 2012Di Piala Eropa 2012 inilah untuk kali pertama Spanyol dan Italia bertemu lebih dari sekali. Di fase grup, gol dari Di Natale pada menit ke-60 berhasil dibalas gelandang serang Spanyol Cesc Fabregas, empat menit berselang. Spanyol melaju ke babak perempat final dengan status juara Grup C diikuti Italia di posisi kedua.&nbsp;Di delapan besar, Spanyol menyingkirkan Prancis (2-0) dan Italia menang atas Inggris (4-2 adu penalti). Di semifinal, Spanyol harus melewati adu penalti untuk menyingkirkan Portugal (4-2) sementara Italia menghantam Jerman, 2-1.&nbsp;Italia mengalami antiklimaks di partai final setelah David Silva, Jordi Alba, Torres, dan Juan Mata masing-masing mencetak satu gol untuk membawa Spanyol menang 4-0 sekaligus mempertahankan gelar juara Eropa pada 2012.&nbsp;Euro 2016 dan 2020Di Piala Eropa 2016 dan 2020 menjadi ajang pembalasan dendam bagi Italia. Di babak 16 besar Euro 2016, Italia menghantam Spanyol, 2-0, lewat gol-gol dari Giorgio Chiellini dan Graziano Pelle.&nbsp;Adapun pada Piala Eropa 2020 – yang dilangsungkan pada 2021 di sejumlah negara akibat Covid-19 – Italia menyingkirkan Spanyol di semifinal lewat adu penalti, 4-2, seusai bermain imbang 1-1 hingga perpanjangan waktu.&nbsp;Di final, Italia mengalahkan Inggris juga lewat adu penalti, 3-2, setelah imbang 1-1 sampai extra time.&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/tkSSYYJkXxc?si=kJC7vuGCj3NNaELI" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>&nbsp;

Rivalitas Italia dan Spanyol akan kembali terjadi di Euro 2024 sejak fase grup.

Culture

Rivalitas Italia dan Spanyol di Euro dalam Foto

SKOR.id – Italia adalah iuara bertahan Piala Eropa setelah memenangkan trofi di bawah asuhan pelatih Roberto Mancini pada tahun 2021. Tetapi, Gli Azzurri memulai era baru pada September 2023 ketika Luciano Spalletti mengambil alih posisi pelatih.Saat ditunjuk, Spalletti baru saja memberikan Scudetto – juara Liga Italia – untuk SSC Napoli pada musim 2022-2023. Ia pun berhak menerima Globe Soccer Award pada Selasa (28/5/2024) malam waktu setempat.“Tim tersebut (Napoli) telah dan masih memiliki banyak hal istimewa, terutama para pemain yang sangat kuat dan kota yang penuh semangat di belakangnya,” kata Spalletti di atas panggung pada acara tersebut.&nbsp;“Ditambah lagi, legenda terbukti penting dalam sepak bola. Dan, ada satu orang yang mengawasi kami sepanjang pengalaman di Napoli, yaitu Diego Armando Maradona.“Inilah sebabnya saya memanggil lima legenda untuk retret pelatihan di Coverciano, karena mereka dapat memberi Anda emosi, inspirasi, menunjukkan kepada Anda bagaimana maju dari mereka yang pernah ke sana sebelumnya.”&nbsp;<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/C5k6bBnIxAT"></oembed></figure>Panggil 5 Legenda Sepak Bola Italia&nbsp;Mengacu pengalamannya sukses menangani Napoli itulah Spalletti lantas memanggil lima legenda sepak bola yang pernah membela Gli Azzurri.&nbsp;Skuad Italia akan dapat berbicara dengan ikon calcio&nbsp;negara itu, yakni Gianni Rivera, Giancarlo Antognoni, Roberto Baggio, Alessandro Del Piero, dan Francesco Totti, sebelum mereka terbang ke Jerman untuk bersaing di Euro 2024 mulai 14 Juni sampai 14 Juli.<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/C6vnEnBoYHo"></oembed></figure>“Ada suasana indah di Coverciano, ketika semuanya berwarna biru. Tetapi, ada sesuatu yang lebih biru lagi dan itu adalah kaus Nazionale,” ujar Spalletti.“Kami harus siap membuktikan diri layak menerima semua cinta yang ada pada seragam Italia,” kata pelatih berusia 65 tahun itu.Gli Azzurri akan melawan Turki yang asuhan pelatih asal Italia, Vincenzo Montella, pada 4 Juni serta Bosnia-Herzegovina pada 9 Juni dalam pertandingan persahabatan pemanasan untuk persiapan terakhir menghadapi Euro 2024.Di Jerman, Italia berada di Grup B yang cukup berat karena diisi oleh Spanyol, Kroasia, dan Albania yang bisa menjadi kuda hitam. Di fase grup ini, Italia akan melawan Albania pada 15 Juni, Spanyol pada 20 Juni, dan Kroasia pada 24 Juni.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/z2o2VDkcWQE?si=mJdkkampcSWX6JGU" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Luciano Spalletti menjelaskan mengapa dia memanggil lima legenda Italia untuk menginspirasi skuad menjelang Euro 2024.

Luciano Spalletti Minta 5 Legenda Menginspirasi Italia untuk Euro 2024

SKOR.id – Sven-Goran Eriksson mengunjungi Stadion Olimpico untuk pertandingan Liga Italia antara mantan klub asuhannya, SS Lazio, melawan US Sassuolo Calcio pada Minggu (26/5/2024). Ia pun disambut penggemar menyusul pengumuman terbarunya mengenai penyakit kanker stadium akhir.&nbsp;Kepada La Repubblica, pria asal Swedia berusia 76 tahun yang mengantar I Biancocelesti – julukan Lazio – memenangi 2 Piala Italia, 2 Piala Super Italia, 1 Liga Italia, 1 Piala Winners, dan 1 Piala Super Eropa itu berbicara soal mengapa dirinya kembali ke Italia.“Saya tetap orang Swedia tetapi sekarang ada jiwa Latin dalam diri saya, karena saya sudah lama tinggal di negara-negara Eropa selatan,” tutur pria yang juga pernah melatih klub Italia lainnya: AS Roma, ACF Fiorentina, dan UC Sampdoria, itu.&nbsp;“Salah satu dari banyak rumah saya, tempat saya menghabiskan 13 tahun yang tak terlupakan. Di sini kami hidup dengan sangat baik. Tidak ada tempat yang begitu indah, orang-orangnya ramah, makanannya luar biasa. Sepak bola juga sangatlah penting di sini.”Eriksson juga berbicara tentang perubahan dalam lanskap sepak bola sejak berada di Italia. Menurutnya, Liga Inggris saat ini yang berada di puncak, bukan Liga Italia seperti di era tahun 1980-an dan 1990-an.&nbsp;“Tapi liga Anda (Italia) sedang bangkit kembali, seperti yang ditunjukkan oleh hasil klub-klub Italia di piala Eropa, mereka tidak pernah berbohong,” ucap Eriksson, mengacu keberhasilan Atalanta BC merebut trofi Liga Europa usai di final meredam Bayer Leverkusen yang sebelumnya tak terkalahkan.“Tentu saja, saya sangat menyukai pertandingan itu, skor 3-0 yang sangat jelas. Selamat untuk Atalanta, mereka bertahan dengan sangat baik, jauh dari gawangnya, dengan agresi yang hebat.&nbsp;“Anda bisa melihat kerja mendalam (pelatih) Gian Piero Gasperini terhadap para pemainnya yang semuanya mengalami peningkatan. Tidak ada yang mengira Atalanta termasuk favorit ajang ini. Namun final menunjukkan bahwa mereka adalah tim terbaik.”&nbsp;<figure class="media"><oembed url="https://www.instagram.com/p/C66kiUoIz1C"></oembed></figure>Di sisi lain, Tim Nasional Italia asuhan Luciano Spalletti bersiap untuk Euro 2024 di Jerman, yang dimulai pada 14 Juni. Gli Azzurri berada di Grup B bersama Kroasia, Spanyol, dan Albania.&nbsp;Melewati juara Eropa tiga kali (1964, 2008, 2012) sekelas Spanyol maupun Kroasia yang selalu membuat kejutan di turnamen besar jelas bukan pekerjaan mudah bagi Italia yang turun dengan status juara bertahan pada Euro 2024 ini.Pernah melatih Timnas Inggris antara 2002 sampai 2006, Eriksson jelas paham benar beratnya turun di turnamen sekelas Euro (ia memimpin The Three Lions di Euro 2004). Ia pun mengungkapkan siapa saja tim yang layak menjadi favorit di Euro 2024.“Mereka (Inggris, Red.) adalah favorit saya bersama Prancis, yang menurut saya juga sangat kuat. Saya juga menyukai Spanyol dan Jerman, yang memiliki keuntungan bermain di kandang sendiri,” tutur Eriksson.Menariknya, kendati memiliki banyak kenangan indah di Italia, Eriksson justru tidak menempatkan Gli Azzurri&nbsp;sebagai salah satu favorit juara pada Euro edisi ke-17 nanti.&nbsp;“Saya berharap mereka (Italia) melangkah lebih jauh, saya akan mendukung Anda. Tapi, sejujurnya saya tidak berpikir mereka bisa menang (juara Euro 2024),” kata Eriksson. &nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/HUFLXDlkimI?si=p0SxJfjtaNYFXT8t" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Sven-Goran Eriksson meragukan peluang Italia di Euro 2024. 

Sven-Goran Eriksson Tak Yakin Italia Mampu Juara Euro 2024

SKOR.id - Pelatih Timnas Italia, Luciano Spalletti, telah mengumumkan 30 pemain sebagai skuad sementara Gli Azzurri untuk Euro 2024, Kamis (23/5/2024) ini.Dari 30 pemain ini, Luciano Spalletti akan memangkasnya menjadi 26 pemain, sesuai dengan jumlah maksimal skuad yang ditetapkan oleh UEFA untuk Euro 2024.Dengan demikian, akan ada 4 pemain yang nanti akan dicoret. Batas waktu dari pengajuan skuad adalah 7 Juni 2024 nanti.Timnas Italia akan tampil dalam dua laga uji coba sebelum tampil di Jerman, tempat digelarnya Euro 2024 yang dimulai pada 14 Juni 2024.Yang menarik dari keputusan Luciano Spalletti dalam memanggil 30 pemain tersebut, tidak ada nama bintang Juventus, Manuel Locatelli.Sebaliknya, Luciano Spalletti justru memanggil pemain muda Juventus, Nicolo Fagioli, yang baru saja selesai menjalani sanksi tidak boleh main dalam 7 bulan terkait kasus judi ilegal.Tentu saja, tidak adanya nama Manuel Locatelli dalam daftar tersebut tapi ada Nicolo Fagioli, menjadi perbincangan bagi publik sepak bola Italia.Sejumlah fans di media sosial, mempertanyakan mengapa justru Luciano Spalletti memanggil Nicolo Fagioli yang hampir jarang bermain sepanjang musim 2023-2024 ini, bahkan sebelum sang pemain dijatuhi sanksi.Manuel Locatelli sendiri merupakan andalan Juventus sepanjang 2023-2024.Selain Manuel Locatelli, sejumlah pemain yang sebelumnya menjadi langganan Timnas Italia juga tidak masuk dalam skuad sementara ini.Mereka adalah mesin gol Lazio, Ciro Immobile, yang telah bermain dalam 57 laga untuk Italia dengan menorehkan 17 gol.Gelandang Marco Verratti yang juga memiliki 55 laga di Timnas Italia juga tidak ada dalam pemanggilan ini. Begitu juga dengan Giacomo Bonaventura, bintang Fiorentina saat ini.DI sisi lain, dari 30 pemain tersebut, empat pemain akan dicoret tentunya. Kemungkinan yang akan dipangkas adalah di posisi kiper di mana saat ini ada empat kiper. Gianluigi Donnarumma dapat dinilai aman, namun akan ada yang dicoret antara Guglielmo Vicario, Alex Meret, atau Ivan Provedel.Kemngkinan yang akan dicoret juga dari lini belakang. Pemain seperti Gianluca Mancini, Alessandro Bastoni, Federico Dimarco, atau Francesco Acerbi dapat dinilai aman karena peforma mereka yang mengesankan sepanjang musim ini.Sukses Atalanta dalam meraih gelar Liga Europa 2023-2024 juga memberikan efek positif bagi barisan pemain Italia dari klub tersebut yang dipanggil masuk skuad, seperti Gianluca Scamacca, atau bek Giorgio Scalvini.Skuad Sementara Timnas Italia untuk Euro 2024Kiper: Gianluigi Donnarumma (PSG), Guglielmo Vicario (Tottenham Hotspur), Alex Meret (Napoli), Ivan Provedel (Lazio)Belakang: Francesco Acerbi (Inter Milan), Alessandro Bastoni (Inter Milan), Matteo Darmian (Inter Milan), Giorgio Scalvini (Atalanta), Alessandro Buongiorno (Torino), Gianluca Mancini (AS Roma), Riccardo Calafiori (Bologna), Giovanni Di Lorenzo (Napoli), Raoul Bellanova (Torino), Federico Dimarco (Inter Milan), Andrea Cambiaso (Juventus)Tengah: Nicolo Barella (Inter Milan), Davide Frattesi (Inter Milan), Bryan Cristante (AS Roma), Lorenzo Pellegrini (AS Roma), Nicolo Fagioli (Juventus), Jorginho (Arsenal), Samuele Ricci (Torino), Michael Folorunsho (Hellas Verona)Depan: Federico Chiesa (Juventus), Giacomo Raspadori (Napoli), Mateo Retegui (Genoa), Gianluca Scamacca (Atalanta), Riccardo Orsolini (Bologna), Mattia Zaccagni (Lazio), Stephan El Shaarawy (AS Roma).<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/HUFLXDlkimI?si=1ZY-xw27NixRB-0x" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Dari 30 pemain Luciano Spalletti memanggil Nicolo Fagioli, pemain yang baru selesai menjalani sanksi 7 bulan tak boleh main karena kasus judi ilegal.

Luciano Spalletti Umumkan Skuad Sementara Italia untuk Euro 2024

SKOR.id – Pada pukul 10 pagi tanggal 11 Juli 2021, segerombolan penggemar sepak bola sudah berkumpul di luar Stadion Wembley London.Mereka hadir untuk menyaksikan pertandingan final Euro 2020 antara Inggris kontra Italia yang akan dimulai malam itu.&nbsp;Apa yang terjadi selama 10 jam lebih berikutnya akan membuat hari itu berkesan buruk, dan bukan hanya kekalahan Inggris dalam adu penalti yang memilukan.Dalam film dokumenter The Final: Attack on Wembley, yang kini ditayangkan secara streaming di Netflix, sutradara Rob Miller dan Kwabena Oppong berhasil menggambarkan detail kondisi saat itu.Film ini mengisahkan bagaimana hiruk pikuk suporter, terutama Inggris, terhadap final ajang sepak bola besar pertama Inggris sejak Piala Dunia 1966.Ditambah lagi dengan rasa frustrasi akibat lockdown&nbsp;yang diterapkan selama masa pandemi Covid-19.Hal tersebut mengakibatkan ribuan pendukung yang tidak memiliki tiket menyerbu Stadion Wembley dalam upaya untuk mendapatkan akses ke pertandingan.&nbsp;Seiring berjalannya waktu, perayaan berubah menjadi kekacauan yang berubah menjadi kekerasan.Para siporter yang berada di bawah pengaruh obat-obatan dan alkohol jadi semakin tidak terkendali dan tidak menentu.“Tingkat perilaku kriminal dan anti-sosial yang mengejutkan dan belum pernah terjadi sebelumnya terlihat jelas sejak awal,” kata sebuah laporan tentang insiden tersebut yang diterbitkan pada akhir tahun itu.&nbsp;“Sehingga membuat semua lembaga lengah dan menyebabkan polisi datang terlambat,” laporan itu menambahkan.Apa yang Terjadi di Wembley?Film dokumenter ini menampilkan kesaksian langsung dari berbagai orang yang berada di Wembley pada hari itu.Termasuk seorang suporter yang berhasil memaksa masuk ke dalam stadion, staf keamanan, dan penonton tak berdosa yang terjebak dalam keributan tersebut.Seorang suporter Italia yang membawa putrinya yang masih kecil ke pertandingan tersebut menceritakan bagaimana mereka dicaci-maki, dilempari botol dan kaleng.Ia mengaku takut akan kekerasan fisik saat mencoba melewati kerumunan penonton yang berkumpul di halaman Stadion Wembley.Mereka yang mencoba menyelinap ke dalam stadion membuntuti pemegang tiket melewati penghalang, melewati pintu putar, serta menerobos penjaga keamanan dan polisi.&nbsp;Secara keseluruhan, sekitar 2.000 orang memaksa masuk ke Wembley, sebanyak 400 di antaranya diusir oleh staf.Sementara 19 petugas polisi terluka, dan 86 orang ditangkap di seluruh Kota London karena gangguan terkait pertandingan tersebut.Meskipun tidak ada yang terluka parah, laporan pada Desember 2021 menyatakan bahwa pada hari itu "ada serangkaian 'nyaris celaka' yang dapat menyebabkan cedera parah atau bahkan kematian."Film dokumenter ini menekankan peran lockdown akibat Covid-19 terhadap jiwa penggemar muda.&nbsp;“Saya tidak malu dengan apa yang telah saya lakukan,” kata salah satu suporter Inggris yang berhasil masuk ke dalam stadion.“Pada 2020, kita semua dikurung di rumah, tidak bisa pergi ke mana pun, hanya bisa keluar untuk sedikit berolahraga.”“Dan sepanjang kita melakukan hal itu, para pemimpin negara kita ada di sini, berpesta.”“Bagaimana saya bisa merasa telah melakukan kesalahan? Menyaksikan Inggris memenangkan trofi pertama mereka sejak 1966, saya tidak melewatkan hal itu untuk siapa pun," ucap suporter itu.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/sYH7gRgJ2Bc?si=zdQfNhXubM3sVGQh" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>Film ini juga menyelidiki dampak kekalahan Inggris, mengungkap pelecehan rasis yang ditujukan kepada tiga pemain kulit berwarna Inggris: Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka, yang gagal melakukan tembakan penalti.“Saya bisa menerima kritik atas penampilan saya sepanjang hari,” kata Rashford dalam pernyataan yang dibagikan di media sosial sehari setelah pertandingan.“Tetapi saya tidak akan pernah meminta maaf atas siapa saya dan dari mana saya berasal,” pemain Manchester United itu menambahkan.Film The Final: Attack on Wembley&nbsp;ini diakhiri preview turnamen Euro 2024 mendatang, di mana Inggris kembali jadi salah satu favorit juara.&nbsp;Final tahun ini akan berlangsung di Berlin, Jerman.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/oGezNCoZDtU?si=8EOzfLWmNNtdwwRP" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Momen-momen mencekam terjadi selama 10 jam lebih usai final Euro 2020 antara Inggris vs Italia. 

Films

The Final: Attack on Wembley, Kesaksian Korban Tragedi Usai Final Euro 2020

SKOR.id&nbsp;– Pelatih Tim Nasional Italia Luciano Spalletti hampir menyelesaikan susunan pemain dalam skuadnya yang akan diturunkan di Euro 2024. Sejumlah laporan menyebutkan bila delapan pemain bersaing untuk mengisi tiga tempat tersisa di tim.&nbsp;Belum lama ini, pelatih Gli Azzurri itu mengatakan kepada pers bahwa 70-80% skuad telah ditentukan menjelang turnamen yang akan bergulir di Jerman pada 14 Juni sampai 14 Juli 2024 mendatang.&nbsp;Hal ini membuat para penggemar Timnas Italia bersemangat saat skuad kesayangan mereka bersiap untuk mencoba dan mempertahankan gelar Piala Eropa mereka pada musim panas ini.Italia – juara Piala Eropa 1968 dan 2020 – akan berada di Grup B pada Euro 2024 bersama Spanyol, Kroasia, dan Albania. Ini jelas menjadi awal yang cukup berat bagi Italia untuk lolos dari fase grup.&nbsp;Pun begitu, Spalletti memiliki harapan tinggi untuk para pemainnya, terutama setelah absennya Gli Azzurri di Piala Dunia 2022 di Qatar.Rabu (15/5/2024) lalu, halaman 20 dan 21 La Gazzetta dello Sport merinci bagaimana 23 pemain tampaknya telah ditentukan untuk skuad Italia turun di Euro 2024. Kini, hanya menyisakan tiga tempat untuk diperebutkan delapan calon kandidat.Di bawah mistar gawang, nampaknya terjadi pertarungan antara Alex Meret dan Marco Carnesecchi untuk menjadi kiper pilihan ketiga. Salah satu dari mereka nantinya akan mendampingi Gianluigi Donnarumma yang juga akan menjadi kapten dan Guglielmo Vicario.&nbsp;Tidak ada keraguan terkait pilihan untuk lini belakang. Spalletti tampaknya sudah sreg&nbsp;dengan 11 nama yang dipilih. Nama-nama seperti Matteo Darmian yang sudah 42 kali membela Italia dan Giovanni Di Lorenzo yang telah 34 kali memakai kaus Gli Azzurri ada dalam daftar pemain belakang pilihan Spalletti.Namun, keadaan menjadi lebih rumit di lini tengah dan lini depan. Stephan El Shaarawy, Giacomo Bonaventura, dan Michael Folorunsho dilaporkan berjuang untuk mendapatkan satu tempat di lini tengah. Sementara, Mattia Zaccagni, Matteo Politano dan Riccardo Orsolini bersaing untuk satu posisi di lini depan.Skuad Sementara Timnas Italia untuk Euro 2024Kiper Gianluigi Donnarumma (Paris Saint-Germain) Guglielmo Vicario (Tottenham Hotspur) Alex Meret (SSC Napoli) / Marco Carnesecchi (Atalanta BC)&nbsp;Belakang Matteo Darmian (Inter Milan) Giorgio Scalvini (Atalanta BC) Francesco Acerbi (Inter Milan) Alessandro Buongiorno (Torino FC) Riccardo Calafiori (Bologna FC) Gianluca Mancini (AS Roma) Giovanni Di Lorenzo (SSC Napoli) Raoul Bellanova (Torino FC) Andrea Cambiaso (Juventus FC) Federico Dimarco (Inter Milan) Alessandro Bastoni (Inter Milan)Tengah&nbsp; Jorginho (Arsenal FC) Bryan Cristante (AS Roma) Nicolo Barella (Inter Milan) Manuel Locatelli (Juventus FC) Davide Frattesi (Inter Milan) Lorenzo Pellegrini (AS Roma) Stephan El Shaarawy (AS Roma) / Giacomo Bonaventura (ACF Fiorentina) / Michael Folorunsho (Hellas Verona)Depan Gianluca Scamacca (Atalanta BC) Mateo Retegui (Genoa FC) Giacomo Raspadori (SSC Napoli) Federico Chiesa (Juventus FC) Mattia Zaccagni (SS Lazio) / Matteo Politano (SSC Napoli) / Riccardo Orsolini (Bologna FC)&nbsp;<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/JY-g1Tl7EtE?si=0OJFTK4y1s8gaycU" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Pelatih Timnas Italia Luciano Spalletti tinggal membutuhkan masing-masing satu pemain untuk posisi kiper, gelandang, dan penyerang.

Delapan Pemain Perebutkan Tiga Tempat Tersisa di Timnas Italia untuk Euro 2024

SKOR.id – Baggio: The Divine Ponytail (Italia: Il Divin Codino) merupakan film olahraga biografi yang rilis pada 2021.Film ini disutradarai Letizia Lamartire, ditulis oleh duet Ludovica Rampoldi dan Stefano Sardo, serta dibintangi Andrea Arcangeli, Valentina Belle, dan Thomas Trabacchi.&nbsp;Film didasarkan pada peristiwa kehidupan nyata dari legenda sepak bola Italia, Roberto Baggio. Netflix merilis film Baggio: The Divine Ponytail pada 26 Mei 2021.RingkasanBaggio: The Divine Ponytail bercerita tentang sejarah karier mantan bintang sepak bola Italia, Roberto Baggio (diperankan Andra Arcangeli), selama 22 tahun.Kisahnya mencakup hubungan Baggio dengan anggota keluarga, debutnya yang penuh gejolak sebagai pemain, dan perbedaan dengan beberapa pelatihnya.Juga kisah pasang surutnya sebagai pemain, momen cedera, hingga latar belakang sang legenda memeluk agama Buddha seperti yang dipraktikkan di Soka Gakkai International.&nbsp;Film ini dimulai saat Baggio muda bermimpi memenangkan Piala Dunia bersama Italia melawan Brasil, untuk membalas dendam kekalahan Italia pada final Piala Dunia 1970.&nbsp;Momen paling penting dalam karier Baggio adalah Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat, ketika ia ikut membawa Gli Azzurri ke final melawan Brasil.&nbsp;Baggio sebenarnya mempunyai kesempatan mengangkat trofi Piala Dunia 1994 sekaligus melakukan balas dendam atas Brasil, yang telah lama diimpikannya.&nbsp;Sayangnya, pertandingan ditentukan melalui adu penalti, dan Baggio sendiri gagal mengeksekusi penalti terakhir, sehingga harus menyerahkan trofi tersebut kepada Brasil.&nbsp;Pada 2002, ia berharap bisa berpartisipasi dalam Piala Dunia di Korea Selatan-Jepang. Tapi, cedera serius jelang akhir musim Liga Italia membuyarkan harapannya.&nbsp;Baggio sebenarnya sudah kembali bermain sepak bola setelah 77 hari pulih dari cederanya.&nbsp;Namun, pelatih kepala Tim Nasional Italia saat itu, Giovanni Trapattoni, secara kontroversial memutuskan untuk tidak memanggilnya.&nbsp;Film berakhir dengan dukungan kepada Baggio dari keluarga dan teman-temannya, serta cinta dari para penggemar yang telah menemaninya sepanjang kariernya.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/5pZ9k64LG1s?si=6fgPL1D-uBI262WY" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>Ulasan NegatifBaggio: The Divine Ponytail sebagian besar mendapat ulasan negatif. &nbsp;Dalam situs agregator ulasan Rotten Tomatoes, film ini dapat rating persetujuan 60% berdasarkan 5 ulasan, dengan rating rata-rata tertimbang 4,9/10.Ben Kenigsberg dari The New York Times menulis, "Dalam kehidupan nyata, seorang penyiar memanggilnya 'mungkin pemain yang paling dicintai di sepak bola Italia.'”&nbsp;“Sayangnya film tersebut tidak pernah menyampaikan bagaimana atau mengapa Baggio menjadi begitu dicintai.”&nbsp;“Bahkan scene&nbsp;sepak bola pun asal-asalan. Alih-alih berlama-lama di lapangan, sutradara Letizia Lamartire malah menampilkan teman dan keluarga Baggio menonton televisi.”“Film ini berpacu melalui perkembangan penting, seperti pemulihan Baggio dari cedera atau komitmen terhadap meditasi Buddhis," kata Kenigsberg.Pemeran<ul><li>Andrea Arcangeli sebagai Roberto Baggio</li><li>Valentina Belle sebagai Andreina</li><li>Thomas Trabacchi sebagai Vittorio Petrone</li><li>Andrea Pennacchi sebagai Florindo</li><li>Anna Ferruzzo sebagai Matilde Baggio</li><li>Simone Colombari sebagai manajer Fiorentina</li><li>Antonio Zavatteri sebagai Arrigo Sacchi</li><li>Martufello sebagai Carlo Mazzone</li><li>Beppe Rosso sebagai Giovanni Trapattoni</li><li>Marc Clotet sebagai Josep "Pep" Guardiola</li><li>Daisaku Ikeda (arsip)</li><li>Roberto Baggio (arsip)</li><li>Paolo Maldini (arsip)</li></ul><div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/FufwrOXgwGI?si=Lhg7wPhOR1y8NbrZ" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>

Film ini ungkap kegagalan penalti Baggio di Piala Dunia 1994 hingga keputusannya jadi pemeluk Buddha.

Baggio: The Divine Ponytail, Biografi Pasang Surut Karier Roberto Baggio

SKOR.id – Euro 2024 (Kejuaraan Piala Eropa 2024) akan mulai bergulir di Jerman pada 14 Juni mendatang. Menarik untuk mencermati siapa saja pemain yang akan dipanggil oleh Luciano Spalletti selaku pelatih tim juara bertahan Italia.Spalletti kini dipastikan bisa memanggil hingga 26 pemain untuk Euro 2024, lalu siapa yang sudah mendapat tempat di skuad Italia?&nbsp;Persatuan Asosiasi-asosiasi Sepak Bola Eropa (UEFA) awalnya berencana mengurangi skuad menjadi 23 pemain pada level sebelum pandemi. Namun, pada Jumat (3/5/2024) UEFA mengumumkan bahwa pelatih akan diberikan opsi skuad antara minimal 23 dan maksimal 26 pemain.Bangku cadangan juga akan ditambah menjadi 15 anggota tim, yang berarti tidak ada seorang pun yang harus berada di tribune selama turnamen berlangsung dari 14 Juni hingga 14 Juli 2024.Hal ini akan memberikan lebih banyak petunjuk mengenai siapa yang akan dibawa Spalletti untuk memperkuat Gli Azzurri di Jerman selama musim panas, saat mereka berusaha mempertahankan gelar juara Eropa, atau merebut trofi ketiga turnamen ini setelah 1968 dan 2020 (digelar pada 2021).Batas waktu pengumuman skuad final adalah 7 Juni dan Italia akan menghadapi Spanyol, Kroasia, dan Albania di babak penyisihan grup Euro 2024.Para Pemain yang Dijamin Masuk Skuad ItaliaSeperti dikutip Calciomercato.com, sudah ada 13 pemain yang dijamin mendapat tempat di Timnas Italia. Namun, ini tentu saja dengan asumsi mereka terhindar dari cedera.Ke 13 pemain itu adalah Gianluigi Donnarumma, Guglielmo Vicario (untuk kiper), Alessandro Bastoni, Federico Dimarco, Giovanni Di Lorenzo, Giorgio Scalvini, Matteo Darmian (bek), Nicolo Barella, Jorginho, Bryan Cristante, Davide Frattesi, Lorenzo Pellegrini (gelandang), dan Federico Chiesa (penyerang).Gianluca Scamacca sebelumnya sudah mendapat peringatan. Namun mengingat performanya baru-baru ini untuk Atalanta BC – termasuk saat mencetak gol saat ditahan 1-1 oleh Olympique Marseille di semifinal pertama Liga Europa pada Kamis (2/5/2024) malam – sepertinya striker berusia 25 tahun itu akan dibawa ke Jerman.Sementara itu nama-nama seperti Mateo Retegui, Giacomo Raspadori, dan Riccardo Orsolini (penyerang), serta Francesco Acerbi dan Gianluca Mancini (bek), kemungkinan besar juga akan dipertimbangkan oleh Spalletti untuk bergabung.<div class="raw-html-embed"><iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/3d5dNBJ2KgE?si=1xAt1AQkB-MyWdMR" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture; web-share" referrerpolicy="strict-origin-when-cross-origin" allowfullscreen=""></iframe></div>&nbsp;&nbsp;

Latest Articles - Timnas Italia